Asam
lemak adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Bersama-sama
dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada
makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin,
atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa
berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai
gliserida. Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan
tunggal di antara atom-atom
karbon
penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda
di antara atom-atom karbon penyusunnya. Asam lemak tak jenuh dianggap
bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan di
dalam tubuh. Salah satu jenis asam lemak tak jenuh adalah asam oleat,
merupakan asam lemak tak jenuh yang paling banyak ditemukan di hampir seluruh
bahan makanan baik hewani maupun nabati.
Asam oleat dinamakan demikian karena berasal dari olein, atau olive oil karena asam oleat merupakan
komponen utama penyusun minyak zaitun. Asam oleat dapat dikategorikan
sebagai asam lemak esensial yang berarti kehadirannya dibutuhkan oleh tubuh
namun asam oleat tidak dapat diproduksi di dalam tubuh dan hanya bisa
didapat melalui sumber eksternal tubuh.
Asam oleat
merupakan salah satu bahan dasar dan bahan antara dalam industri kimia. Di Indonesia asam oleat
digunakan dalam industri minuman, seperti pembuatan susu, industri sabun dan deterjen, kosmestik,
minyak goreng, dan industri
bahan makanan. Selain itu dalam turunannya asam oleat pada beberapa industri
kimia juga digunakan sebagai plasticizers,
solven, pelumas dan agent untuk pengolahan air.
Asam
oleat dapat dihasilkan dari fraksinasi asam lemak yang diperoleh dari proses pengubahan minyak
menjadi asam lemak. Dalam hal ini proses yang digunakan adalah proses
hidrolisis.
Dalam
industri asam oleat banyak digunakan sebagai
surface active, emulsifier , dan dalam
produk - produk kosmetika. Asam
oleat pada suhu ruang berupa cairan kental dengan warna kuning pucat atau kuning kecokelatan. Asam ini memiliki aroma yang khas. Ia tidak larut
dalam air, titik leburnya 14°C dan titik didihnya 360°C.
Reaksi hidrolisis antara
trigliserida dengan air sebagai berikut:
C3H8(COOR)
3(l) + 3 H2O(l)
====> C3H8O3(l) + 3 RCOOH(l)
Secara umum terdapat 2 metode umum yang
dapat digunakan untuk hidrolisis minyak sawit membentuk asam minyak, yaitu :
1) Metode dengan
katalisator
Reaksi hidrolisis dapat dijalankan pada tekanan atmosferis
dengan bantuan katalisator asam sulfat H2SO4 pada
suhu sekitar 100°C. Konversi yang
dicapai rendah dan proses pemisahan produk akan lebih sulit karena dibutuhkan
alat tambahan untuk memisahkan asam sulfat yang ada.
( Ernesto Bernardini, 1982 )
2) Metode tanpa katalisator
Dengan kondisi operasi :
Suhu : 190°C
– 255°C
Tekanan : 45 atm
Fase :
Cair
Reaksi hidrolisis
dijalankan pada tekanan 45 atm dengan suhu operasi sekitar 250°C. Konversi
hidrolisis dapat mencapai 98%. Dengan reaktor yang berbentuk kolom tinggi Splitting tower maka akan langsung terpisahkan antara fase
asam lemak fatty acid dengan fase
gliserol-air. Untuk mendapatkan asam oleat dari campurannya dengan asam lemak
yang lainnya yang terdapat pada hasil hidrolisis, dilakukan dengan menara
distilasi/fraksinasi yang dioperasikan pada tekanan vakum.
( Ernesto Bernardini, 1982 )