Akrolein merupakan produk antara untuk memproduksi produk
lain, seperti asam akrilat, methionine, methionin hidroxy, guraldehyde dan asam
amino sintesis. Akrolein bahan kimia serba guna karena asam akrilat dapat
diaminasi, diesterifikasi, dan dipolimerisasi menjadi produk lain yang lebih
kompleks. Akrolein digunakan untuk herbisida dan algasida dalam aliran irigasi.
Sebagai biocide pada cooling tower,
untuk mengontrol alga, rumput, dan sebagai slimcide dalam industri kertas
(McKetta, 1997).
Kebutuhan akrolein di Indonesia sebagai bahan dasar
pembuatan asam akrilat dan bahan kimia lainnya semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Namun, di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksi akrolein.
Kebutuhan akrolein selama ini dipenuhi dengan mengimpor dari negara lain.
Apabila di Indonesia didirikan pabrik akrolein, tentunya ini akan membawa
keuntungan dan meningkatkan perekonomian dalam negeri.
REAKSI KIMIA
Propilen dioksidasi dengan
oksigen pada tubular fixedbed reactor, menggunakan katalisator copper oxide (CuO) atau
Bismuth-Molybdate. Dari data diketahui penggunaan katalisator bismuth-molybdate
maka reaksi pembentukan acrolein bisa dijalankan pada suhu yang lebih rendah.
Proses oksidasi propilen dengan
oksigen dari udara dijalankan pada kondisi tekanan 3 atm dan suhu 300-400°C.
Reaksi berlangsung secara eksotermis dengan konversi propilen sekitar 85%. Reaksi
oksidasi propilen membentuk acrolein merupakan reaksi organik yang kompleks,
dan melibatkan beberapa reaksi samping. Reaksi samping yang terjadi adalah pembentukan
asetaldehid dan oksidasi membentuk gas CO dan CO2
Reaksi utama yang
terjadi dapat dituliskan dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
CH3CH=CH2 + O2 ===> CH2=CHCHO + H2O
URAIAN PROSES