Sinthesis
pertama ethylene dichloride, EDC (1,2-dichloroethane)
terjadi pada 1795. Saat ini ethylene dichloride adalah bahan kimia dengan
kecepatan produksi paling tinggi. Kecepatan pertumbuhan rata-rata > 10 % yang dicapai selama 20 tahun
terakhir.
Meskipun tingkat pertumbuhan menurun selama beberapa tahun terakhir, dalam
jangka panjang ethylene dichloride akan mempertahankan posisi terdepan di antara bahan kimia organik terklorinasi
karena penggunaannya sebagai bahan awal untuk produksi polivinilklorida. Ethylene
dichloride adalah cairan bening pada suhu kamar, yang mudah larut dalam semua
hidrokarbon terklorinasi dan dalam pelarut organik yang paling umum.
Ethylene
dichloride yang diproduksi industri oleh klorinasi etilena. Klorinasi ini baik
dapat dilakukan dengan menggunakan klorin ( klorinasi langsung ) atau hidrogen
klorida ( oxychlorination ) sebagai agen pengklorinasi.
Dalam prakteknya
, kedua proses tersebut dilakukan bersama-sama dan secara paralel karena
sebagian pabrik besar EDC yang terhubung ke unit vinil klorida ( VCM ) dan
proses oxychlorination digunakan untuk menyeimbangkan hidrogen klorida yang
diperoleh dari produksi VCM. Tergantung pada rasio produksi EDC / VCM dari
pabrik terpadu. Tambahan kelebihan hidrogen klorida dari proses lain seperti
chlorinolysis (produksi perkloroetilena dan tetrachloromethane), atau 1,1,1-trichloroethane (1,1,1-Trichloroethane
dari 1,1-Dichloroethane) dapat dimasukkan ke tahap oxychlorination untuk
balancing yang tepat dalam recovery klorin.
( Ullmann's
Encyclopedia of Industrial Chemistry, 6 Edition,2002 )
REAKSI KIMIA
Reaksi klorinasi
ethylene selain membentuk senyawa ethylene dichloride juga membentuk produk
samping trichloro ethane (TCE) dan juga asam chlorida. Reaksi akan berlangsung
baik dengan adanya senyawa Ethylene Dibromide (EDB) C2H4Br2
yang bertindak sebagai katalisator dalam system reaksi.
Reaksi fase gas:
C2H4 +
Cl2 ===> C2H4Cl2
C2H4 +
2 Cl2 ===> C2H3Cl3 + HCl
Konversi total
chlorine hampir sempurna dimana sekitar 5% membentuk produk samping trichloroetane.
Suhu reaksi bisa naik ekstrim sehingga diperlukan pendinginan yang efektif
sehingga suhu tidak tiba-tiba naik tinggi terutama pada konversi awal. Hal ini
terjadi karena umpan ethylene dan chlorine equamolar, jika umpan ethylene
dibuat excess maka suhu reaksi bisa lebih dikontroll. Kondisi tekanan operasi
adalah atmosferis dengan suhu sekitar 50-175°C.
URAIAN PROSES
Umpan segar ethylene dialirkan dari tangki penyimpan diumpankan ke dalam Vaporizer (V-01) untuk diuapkan karena fase reaksi di Reaktor adalah gas. Demikian juga dengan umpan chlorine, dialirkan dari tangki penyimpan diuapkan ke dalam Vaporizer (V-02). Uap chlorine setelah keluar dari V-02 kemudian dicampur gas chlorine recycle yang berasal dari Absorber. Chlorine ini digelembungkan ke dalam tangki pelarutan yang berisi Ethylene Dibromide (EDB) C2H4Br2 yang bertindak sebagai katalisator dalam system reaksi. Dari tangki EDB ini, gas chlorine akan membawa atau jenuh dengan EDB.
Uap ethylene dan chlorine kemudian diumpankan ke dalam Reaktor Alir Pipa (RAP) multitubular. Reaksi bersifat eksotermis sehingga untuk menjaga suhu reaksi sekitar 50-175°C dilakukan pendinginan dengan mengalirkan cairan ethylene glikol di sisi shell dari Reaktor. Hasil reaksi ini dialirkan ke Condensor parsial sampai suhu turun menjadi -5°C sehingga zat-zat dengan titik didih tinggi akan mengembun dan HCl dan Cl2 tetap dalam fase gas.
Di separator gas Cl2 dan HCl akan dipisahkan dari ethylene dichloride (EDC), trichloroethane (TCE) dan ethylene dibromide (EDB), . Gas kemudian diumpankan ke dalam Absorber untuk diserap oleh air sehingga diperoleh larutan asam chloride 35% dan kemudian ditampung di tangki penyimpan.
Campuran senyawa EDC, TCE dan EDB kemudian dipisahkan di Menara Distilasi-01 untuk memisahkan EDC sehingga diperoleh sebagai hasil atas dengan kemurnian 99% dan ditampung di dalam tangki produk. Hasil bawah MD-01 yang berupa TCE dan EDB kemudian diumpankan ke dalam Menara Distilasi-02.
Di dalam Menara Distilasi-02 akan diperoleh TCE sebagai hasil atas dengan kemurnian 95% dan ditampung di dalam tangki penyimpan. Hasil bawah yang berupa senyawa EDB kemudian direcycle ke dalam tangki pelarutan EDB.
☻Kondisi operasi | |
Suhu | : 50-175°C |
Tekanan | : 2 atm |
Sifat reaksi | : eksotermis |
Kondisi proses | : non isotermal - non adiabatis |
Pendingin | : etilene glikol |
☻ Kinetika reaksi
Berdasarkan:
An Introduction to Chemical Engineering Kinetics and Reactor Design; Charles G. Hill, Jr., 1977
Persamaan kecepatan reaksi:
rA = k.CACB
Harga konstanta kecepatan reaksi diberikan dengan:
k = 632.27 exp ( - 6659.4 / T )
dengan:
rA = kecepatan reaksi , kmol/ jam.m3
CA = konsentrasi propilene , kmol/ m3
CB = konsentrasi chlorine , kmol/ m3
T = temperature , Kelvin
k = konstanta kecepatan reaksi , m3 / ( kmol. j)
Patent
untuk pembuatan etylene dichloride dari etylene dan chlorine secara langsung adalah
United States Patent No. 2.929.852, 22
Maret 1960 dengan label Process for The Preparation of Olefin Dichlorides
Terima kasih. Manfaat sekali. :)
BalasHapus