PhenylAcetic Acid (PAA) juga
dikenal dengan berbagai sinonim, adalah senyawa organik yang mengandung gugus
fungsi fenil dan gugus fungsi asam karboksilat. Ini adalah padatan putih dengan
bau seperti madu yang kuat. Secara endogen, itu adalah katabolit fenilalanin.
Sebagai bahan kimia komersial, karena dapat digunakan dalam produksi gelap
fenilaseton (digunakan dalam pembuatan amfetamin pengganti), bahan ini tunduk
pada kontrol di negara-negara termasuk Amerika Serikat dan Cina..
Sinonimnya termasuk asam -toluat, asam benzenaasetat, asam alfa tolilat,
asam 2-fenilasetat, dan asam -fenilasetat.
Kejadian
PAA telah ditemukan sebagai auksin aktif (sejenis hormon tanaman), ditemukan
terutama dalam buah-buahan. Namun, efeknya jauh lebih lemah daripada efek
molekul dasar auksin asam indole-3-asetat. Selain itu, molekul tersebut secara
alami diproduksi oleh kelenjar metapleural dari sebagian besar spesies semut
dan digunakan sebagai antimikroba. Ini juga merupakan produk oksidasi
fenetilamina pada manusia setelah metabolisme oleh monoamina oksidase dan
metabolisme selanjutnya dari produk antara, fenilasetaldehida, oleh enzim
aldehida dehidrogenase; enzim ini juga ditemukan di banyak organisme lain.
Aplikasi
PAA digunakan dalam beberapa parfum, karena memiliki bau seperti madu
bahkan dalam konsentrasi rendah. Ini juga digunakan dalam produksi penisilin G
dan produksi diklofenak. Hal ini juga digunakan untuk mengobati hiperamonemia
tipe II untuk membantu mengurangi jumlah amonia dalam aliran darah pasien
dengan membentuk fenilasetil-KoA, yang kemudian bereaksi dengan glutamin kaya
nitrogen untuk membentuk fenilasetilglutamin. Senyawa ini kemudian dikeluarkan
dari tubuh pasien. Ini juga digunakan dalam produksi gelap fenilaseton, yang
digunakan dalam pembuatan metamfetamin.
Garam natrium dari PAA, natrium fenilasetat, digunakan sebagai obat
farmasi untuk pengobatan gangguan siklus urea, termasuk sebagai obat kombinasi
natrium fenilasetat/natrium benzoat (Ammonul). PAA digunakan dalam pembuatan
beberapa obat farmasi, termasuk camylofin, bendazol, triafungin, phenacemide,
lorcainide, phenindione, dan cyclopentolate.
REAKSI KIMIA
Benzyl cyanide dapat dihasilkan oleh reaksi antara benzyl chloride dengan sodium cyanide dalam fase cair. Reaksi antara benzyl chloride dan NaCN sebagai berikut::
C6H5CH2Cl + NaCN ===> C6H5CH2CN + NaCl
Kondisi operasi tekanan sekitar 1 atm dan suhu sekitar 100°C dengan konversi benzyl chloride sekitar 90% dengan waktu tinggal 4 jam. Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis. Reaktor yang digunakan adalah reaktor alir tangki berpengaduk RATB seri 2.
PAA dapat dihasilkan oleh reaksi antara benzyl cyanide dengan asam
sulfat dan air dalam fase cair. Reaksi antara benzyl cyanide dengan asam sulfat dan air sebagai berikut :
C6H5CH2CN + H2SO4 + 2 H2O ===> C6H5CH2COOH + NH4HSO4
Reaksi antara benzyl cyanide
dengan asam sulfat dan air terjadi pada fase cair dengan kondisi operasi
tekanan sekitar 1 atm dan suhu sekitar 100°C dengan konversi benzyl cyanide
mencapai 77%. Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis. Reaktor yang digunakan
adalah reaktor alir tangki berpengaduk
RATB.
URAIAN PROSES
Sodium sianida NaCN dari gudang penyimpan diumpankan ke dalam tangki
pencampur (TP-01) untuk dilarutkan dalam air sehingga konsntrasinya menjadi
52%. Kemudian larutan ini diumpankan ke dalam reactor 01 (R-01). Benzyl
chloride dari tangki penyimpan dialirkan ke dalam reactor 01 (R-01) bersama
dengan benzyl chloride recycle yang berasal dari hasil atas menara distilasi 01
(MD-01).
Di dalam reaktor 01 terjadi reaksi antara benzyl chloride dan NaCN pada
suhu 100°C tekanan 1 atm. Reaksi bersifat eksotermis yaitu keluar panas maka
untuk menjaga suhu tetap 100°C dilakukan pendinginan dengan menggunakan air
pendingin yang dilewatkan melalui coil yang dicelupkan di dalam reactor 01.
Hasil reaksi yang merupakan campuran antara senyawa organic dan inorganic
didinginkan di cooler sebelum diumpankan ke dalam Decanter 01 (D-01).
Decanter 01 memisahkan antara senyawa organic yang merupakan fase
ringan dengan senyawa inorganic yang merupakan fase berat berdasarkan sifat
ketidaklarutannya. Fase berat dialirkan ke unit pengolah lanjut, sedangkan fase
ringan diumpankan ke dalam menara distilasi 01 (MD-01).
Menara distilasi 01 digunakan untuk memisahkan benzyl cyanide dari
campurannya dengan air dan benzyl chloride sehingga akan diperoleh sebagai
hasil bawah menara distilasi dengan kemurnian 99.5% benzyl cyanide. Hasil atas
menara distilasi 01 adalah senyawa air, benzyl chloride dan sebagian kecil
benzyl cyanide yang kemudian direcyle ke dalam reactor 01. Hasil bawah MD-01
kemudian diumpankan ke dalam Reaktor 02.
Asam sulfat 98% dari tangki penyimpan diencerkan menjadi konsentrasi
sekitar 42% di tangki pencampur 02 (TP-02) kemudian diumpankan ke dalam Reactor
02. Di dalam Reaktor 02 terjadi reaksi
antara benzyl cyanide, asam sulfat dan air pada suhu 100°C tekanan 1 atm dengan
waktu tinggal selama 3 jam. Reaksi bersifat eksotermis yaitu keluar panas maka
untuk menjaga suhu tetap 100°C dilakukan pendinginan dengan menggunakan air
pendingin yang dilewatkan melalui coil yang dicelupkan di dalam reactor. Hasil
reaksi yang merupakan campuran antara senyawa organic dan inorganic didinginkan
di cooler sebelum diumpankan ke dalam Decanter 02 (D-02).
Decanter 02 memisahkan antara senyawa organic yang merupakan fase
ringan dengan senyawa inorganic yang merupakan fase berat berdasarkan sifat
ketidaklarutannya. Fase berat dialirkan ke unit pengolah lanjut, sedangkan fase
ringan diumpankan ke dalam menara distilasi 02 (MD-02)
Menara distilasi 02 digunakan untuk memisahkan Phenyl acetic acid dari campurannya dengan air dan benzyl cyanide
sehingga akan diperoleh sebagai hasil bawah menara distilasi dengan kemurnian
99% Phenyl acetic acid dan 1 % benzyl
cyanide dan hasil atas menara distilasi 02 adalah senyawa air, benzyl cyanide
dan sebagian kecil Phenyl acetic acid
yang kemudian direcyle ke dalam Reactor 02 .
Hasil bawah MD-02 kemudian diturunkan suhunya di
flaker sehingga Phenyl acetic acid
akan memadat dan ditampung di Bin.
DATA UNTUK REAKTOR
REAKTOR 01
Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB / CSTR )
☻Kondisi operasi | |
Suhu | : 100°C |
Tekanan | : 1 atm |
Sifat reaksi | : eksotermis |
Kondisi proses | : isothermal |
Pemanas | : air pendingin |
Persamaan reaksi kimia:
C6H5CH2Cl + NaCN ===> C6H5CH2CN + NaCl
Persamaan kecepatan reaksi:
(-rA) = k.CA.CB
rA = kecepatan reaksi, kmol/m3.j
CA = konsentrasi C6H5CH2Cl, kmol/m3.
CB = konsentrasi NaCN, kmol/m3
k = konstanta kecepatan reaksi, m3/j.kmol
k = 1.4583 m3/j.kmol
Harga konstanta kecepatan reaksi
di atas dihitung dari data yang terdapat di Organic Syntheses, Coll. Vol.1,
p.436 (1991).
REAKTOR 02
Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
(RATB / CSTR)
☻Kondisi operasi |
|
Suhu |
: 100°C |
Tekanan |
: 1 atm |
Sifat reaksi |
: eksotermis |
Kondisi proses |
: non adiabatis–isothermal |
dengan pendinginan di reaktor |
☻ Kinetika reaksi
Persamaan reaksi kimia:
C6H5CH2CN + H2SO4 + 2 H2O ===> C6H5CH2COOH + NH4HSO4
dengan kecepatan reaksi :
(-rA) = k.CA.CB
CA = konsentrasi C6H5CH2CN
CB = konsentrasi H2SO4
k = 0.7093 m3/j.kmol
(-rA) = kmol/j.m3
Data US Patent untuk pembuatan Benzyl cyanide dari
benzyl chloride adalah United States Patent No. 4.056.509, 1 November 1977 dengan label Preparation of benzyl cyanides
Data US Patent
untuk pembuatan Phenyl acetic acid adalah United States Patent No 4128572, 5 Dsember 1978 dengan label Process for preparing phenylacetic acid
Sabtu, 28 Rabiul Akhir 1443 H / 4 Desember 2021 M
#phenylaceticacid
#skripsiphenylaceticacid
#tugasakhirphenylaceticacid
#skripsiteknikkimia
#prarancanganpabrikkimia
#prarancanganpabrikteknikkimia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar