Asam palmitat, atau disebut asam heksadekanoat dalam nomenklatur IUPAC, adalah asam lemak yang paling umum ditemukan pada hewan, tumbuhan dan mikroorganisma. Rumus kimianya adalah CH3(CH2)14COOH. Seperti yang ditunjukkan oleh namanya, itu adalah komponen utama minyak dari pohon kelapa (kelapa sawit, inti sawit, dan minyak inti sawit), tetapi juga dapat ditemukan dalam daging, keju, mentega, dan produk susu. Palmitat adalah istilah untuk garam dan ester dari asam palmitat. Anion palmitat adalah bentuk asam palmitat pada pH fisiologis (7,4).
Garam Aluminium asam palmitat dan asam naftenat digabungkan selama Perang Dunia II untuk menghasilkan napalm. Kata "napalm" berasal dari kata asam naftenat dan asam palmitat.
Asam palmitat terutama digunakan untuk memproduksi sabun, kosmetik, dan agen rilis. Aplikasi ini memanfaatkan natrium palmitat, yang umumnya diperoleh melalui saponifikasi minyak sawit. Untuk tujuan ini, minyak kelapa sawit ditreatment dengan natrium hidroksida (dalam bentuk soda kaustik atau lye), yang menyebabkan hidrolisis kelompok ester dalam minyak sawit. Prosedur ini menghasilkan gliserol dan natrium palmitat.
Karena murah dan menambah tekstur makanan olahan (kenyamanan makanan), asam palmitat dan garam natrium palmitat ditemukan digunakan secara luas dalam bahan makanan. Natrium palmitat diizinkan sebagai aditif alami dalam produk organik. Hidrogenasi asam palmitat menghasilkan setil alkohol, yang digunakan untuk memproduksi deterjen dan kosmetik.
Baru-baru ini, sebuah obat antipsikotik long-acting, paliperidone palmitat (dipasarkan sebagai INVEGA Sustenna), digunakan dalam pengobatan skizofrenia, telah disintesis menggunakan ester palmitat berminyak sebagai media rilis pembawa long-acting ketika disuntikkan ke dalam intramuskular. Metode yang mendasari pemberian obat mirip dengan yang digunakan dengan asam dekanoat untuk memberikan obat depot long-acting, khususnya, neuroleptik sebagai haloperidol dekanoat.
Perbedaan komposisi fatty acid hasil hidrolisis dari minyak sawit dan
minyak kelapa:
Komposisi fatty acid dari minyak sawit:
REAKSI KIMIA
Reaksi hidrolisis antara trigliserida dengan air sebagai berikut:
C3H8(COOR) 3(l) + 3 H2O(l) ====> C3H8O3(l) + 3 RCOOH(l)
Secara umum terdapat 2 metode umum yang dapat digunakan untuk hidrolisis minyak kelapa membentuk asam minyak, yaitu :
1).Metode dengan katalisator
2).Metode tanpa katalisator
Dengan kondisi operasi :
Suhu : 190°C–255°C
Tekanan : 45 atm
Fase : Cair
URAIAN PROSES
Asam palmitat dapat dihasilkan dari fraksinasi asam lemak yang diperoleh dari proses pengubahan minyak menjadi asam lemak. Dalam hal ini proses yang digunakan adalah proses hidrolisis. Asam palmitat pada suhu ruang berupa padatan/kristal dengan warna putih. Asam ini memiliki aroma yang khas. Ia sedikit larut dalam air, titik leburnya 63°C dan titik didihnya 352°C.
C3H8(COOR) 3(l) + 3 H2O(l) ====> C3H8O3(l) + 3 RCOOH(l)
Secara umum terdapat 2 metode umum yang dapat digunakan untuk hidrolisis minyak kelapa membentuk asam minyak, yaitu :
1).Metode dengan katalisator
Reaksi hidrolisis dapat dijalankan pada tekanan atmosferis dengan bantuan katalisator asam sulfat H2SO4 pada suhu sekitar 100°C. Konversi yang dicapai rendah dan proses pemisahan produk akan lebih sulit karena dibutuhkan alat tambahan untuk memisahkan asam sulfat yang ada.
( Ernesto Bernardini, 1982 )2).Metode tanpa katalisator
Dengan kondisi operasi :
Suhu : 190°C–255°C
Tekanan : 45 atm
Fase : Cair
Reaksi hidrolisis dijalankan pada tekanan 45 atm dengan suhu operasi sekitar 250°C. Konversi hidrolisis dapat mencapai 98%. Dengan reaktor yang berbentuk kolom tinggi Splitting tower maka akan langsung terpisahkan antara fase asam lemak fatty acid dengan fase gliserol-air. Untuk mendapatkan asam palmitat dari campurannya dengan asam lemak yang lainnya yang terdapat pada hasil hidrolisis, dilakukan dengan menara distilasi/fraksinasi yang dioperasikan pada tekanan vakum.
( Ernesto Bernardini, 1982 )URAIAN PROSES
Minyak kelapa dari tangki penyimpan (T-01) dipompa sehingga tekanannya naik
dari 1 atm menjadi 1,6 atm, selanjutnya dipanaskan di heat exchanger 01 (HE-01)
sehingga suhunya naik dari 30°C menjadi 80°C sebelum diumpankan ke dalam menara
bleaching (MB-01). Di dalam menara bleaching kotoran-kotoran yang masih terikut
dalam minyak kelapa diambil oleh bahan
isian yang berupa karbon aktif. Minyak kelapa yang sudah bersih dan keluar dari
menara bleaching selanjutnya dipanaskan di dalam heat exchanger 02 (HE-02) sehingga suhunya naik menjadi 190°C sebelum
diumpankan ke dalam Reaktor (R-01).
Minyak kelapa diumpankan ke dalam Reaktor pada posisi di atas dasar
reactor. Pada saat yang sama air proses yang berasal dari unit utilitas dipompa
sehingga tekanan menjadi 45 atm dan dipanaskan di heat exchanger 03 (HE-03)
sehingga suhunya naik dari 30°C menjadi 190°C. Air proses ini diumpankan pada
bagian bawah dari puncak reactor, sehingga terjadi reaksi antara minyak kelapa
dan air. Agar suhu reaksi sekitar 250°C dan karena reaksi bersifat endotermis
(membutuhkan panas) maka steam dengan tekanan 45 atm diinjeksikan pada 2 titik
dengan massa tertentu sehingga konversi hidrolisis bisa mencapai 98% tanpa
bantuan katalisator apapun.
Reaktor yang digunakan adalah kolom tegak yang diistilahkan sebagai Splitting Tower. Asam minyak (fatty acid) dengan sebagian air akan
keluar dari sisi atas reactor karena rapat massa yang lebih rendah. Di dasar
reactor akan diperoleh larutan gliserol dalam air dengan rapat massa yang lebih
besar.
Asam minyak dan air yang keluar dari puncak reactor kemudian diumpankan
ke dalam Flash drum 01 (FD-01) sehingga air akan menguap dan menyisakan
campuran asam minyak tanpa air. Demikian juga dengan hasil bawah reactor
diumpankan ke dalam flash drum 02 (FD-02) dimana sebagian besar air akan
menguap. Larutan gliserol yang keluar dari FD-02 kemudian diumpankan ke dalam
Evaporator (EVA-01) untuk meguapkan sebagian air sehingga akan diperoleh
larutan gliserol 80% sebagai produk samping. Larutan glieserol 80% keluar
evaporator selanjutnya didinginkan di HE-06 sehingga suhu turun menjadi 40°C sebelum
ditampung ke dalam tangki produk samping (T-03).
Campuran asam minyak yang keluar dari FD-01 kemudian dipanaskan didalam
heat exchanger 04 (HE-04) sehingga suhunya naik menjadi 200°C kemudian diumpankan
ke dalam Menara distilasi 01 (MD-01).
Menara distilasi 01 dioperasikan
pada tekanan vakum karena tingginya titik didih asam minyak pada tekanan
atmosferis. Menara distilasi 01 (MD-01) digunakan untuk memisahkan fraksi asam
minyak yang mempunyai titik didih lebih rendah seperti asam caprat dan asam laurat
dengan sedikit asam miristat, dan diperoleh sebagai hasil atas.
Hasil atas MD-01 dengan kandungan asam laurat sebesar 80% selanjutnya
didinginkan di dalam Flaker 01 (FL-01) sehingga suhu turun menjadi 40°C dan
dalam bentuk padat karena titik beku diatas 40°C. Selanjutnya asam laurat ini
ditampung ke dalam bin (B-01).
Hasil bawah MD-01 yang berupa sebagian besar asam miristat, asam palmitat
dan asam dengan titik didih lebih tinggi diumpankan ke dalam menara distilasi 02
(MD-02). Menara distilasi 02 digunakan untuk memisahkan asam miristat dari
campurannya dengan asam palmitat dan asam minyak lainnya ang lebih tinggi titik
didihnya sehingga diperoleh sebagai hasil atas dengan kemurnian 95%. Asam
miristat kemudian didinginkan di dalam Flaker 02 (FL-02) sehingga suhu turun
menjadi 40°C dan dalam bentuk padat karena titik beku diatas 40°C. Selanjutnya
asam miristat ini ditampung ke dalam bin (B-02).
Hasil bawah MD-02 yang berupa sebagian besar asam palmitat, asam oleat
dan asam stearat diumpankan ke dalam menara
distilasi 03 (MD-03). Menara distilasi 03 digunakan untuk memisahkan asam
palmitat dari campurannya dengan asam oleat dan asam stearat sehingga diperoleh
sebagai hasil atas dengan kemurnian 95%. Asam palmitat didinginkan di dalam
Flaker 03 (FL-03) sehingga suhu turun menjadi 40°C dan dalam bentuk padat
karena titik beku diatas 40°C. Selanjutnya asam
palmitat ini ditampung ke dalam bin (B-03).
Hasil bawah MD-03 yang berupa sebagian besar asam
oleat dan asam stearat didinginkan di
dalam Flaker 04 (FL-04) sehingga suhu turun menjadi 40°C dan dalam bentuk padat
karena titik beku diatas 40°C. Selanjutnya campuran asam oleat dan asam stearat ini ditampung ke dalam bin (B-04).
DIAGRAM ALIR
DATA UNTUK REAKTOR
Jenis: Reaktor Tabung Tegak dengan aliran lawan arah
Kondisi operasi:
Suhu : ± 250°C
Tekanan : ± 45 atm
Sifat reaksi : endotermis
Kondisi proses : non adiabatis-non isotermal; dengan pemanas berupa steam dengan injeksi langsung
Kinetika reaksi
Reaksi hidrolisis antara trigliserida dengan air sebagai berikut:
C3H8(COOR) 3(l) + 3 H2O(l) ====> C3H8O3(l) + 3 RCOOH(l)
Reaksi hidrolisa minyak nabati merupakan reaksi bolak-balik dengan persamaan kecepatan reaksi :
rA = ko.(Cm .Ca - Cg.Cma / K )
rA
|
= kecepatan reaksi trigliseride, kmol/j.m3
|
Cm, Ca
|
= konsentrasi trigliserid dan air, kmol/m3
|
Cg, Cma
|
= konsentrasi gliserol dan asam minyak, kmol/m3
|
ko
|
= koefisisen kecepatan reaksi overall, m3/j.kmol
|
= 296 x exp (-3894/T)
|
K
|
= konstanta kesetimbangan
|
= exp(33,979-16933/T)
|
T
|
= suhu, K
|
Harga konstanta kecepatan reaksi di atas dihitung dari data yang terdapat pada Ernersto Bernadini, Raw Material and Extraction Techniques, 1983, Vol. I., Publishing House, B.E.Oil, Rome
Data US Patent untuk pembuatan fatty acid dari minyak sawit adalah United States Patent No 2495071, 17 Januari 1950 dengan label Production of glycerin and distilled fatty acids.
Ada juga US Patent untuk
pembuatan fatty acid dari minyak kelapa adalah United States Patent No 2156863, 2
Mei 1939 dengan label Continuous countercurrenthydrolysis of fat
Kamis, 2 Desember 2021 / 26
Rabiul Akhir 1443 H
#asampalmitat
#skripsiasampalmitat
#tugasakhirasampalmitat
#skripsiteknikkimia
#prarancanganpabrikkimia
#prarancanganpabrikteknikkimia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar