Phenil ethyl alcohol atau Phenethyl alcohol, atau 2-phenyleethanol,
adalah bahan organic senyawa yang terdiri dari gugus fenetil (C6H5CH2CH2)
gugus yang terikat pada OH. Ini adalah cairan tidak berwarna yang sedikit larut
dalam air (2 ml/1 00 ml H2O), tetapi larut dengan sebagian besar Pelarut
organik. Ini terjadi secara luas di alam, ditemukan di pberbagai minyak
esensial. Ini memiliki bau bunga yang menyenangkan.
Pembuatan
Feneti l alkohol disiapkan
secara komersial melalui dua rute.
Yang paling umum adalah reaksi
Friedel-Crafts antara benzene dan ethylene oxide dengan adanya aluminium
triklorida.
C6H6 +
CH2CH2O + AlCl3 ====>
C6H5CH2CH2OAlCl2+
HCl
Reaksi menghasilkan aluminium
alkoxida yaitu selanjutnya dihidrolisis menjadi produk yang diinginkan. Sisi
utama produknya adalah difeniletana, yang dapat dihindari dengan menggunakan kelebihan
benzena. Hidrodrogenasi styrene oxide juga memberikan fenetil alkohol.
Metode laboratorium
Fenetil alkohol juga dapat
dibuat dengan reaksi antara fenilmagnesium bromida dan ethylene oxide:
C6H5MgBr
+ CH2CH2O ====>
C6H5CH2CH2OMgBr
C6H5CH2CH2OMgBr
+ H+ ====> C6H5CH2CH2OH
Phenethyl alkohol juga dapat
diproduksi oleh biotransformasi dari L-fenilalanin menggunakan Saccharomyces
timur yang tidak bergerak cerevisiae.
Kejadian dan kegunaan
Phenethyl alkohol ditemukan
dalam ekstrak bunga mawar, anyelir, hyacinth, pinus Aleppo, bunga jeruk, y
lang-y lang, geranium, neroli, dan sampanye. Ini juga merupakan autoantibiotik
yang diproduksi oleh jamur Candida albicans. Oleh karena itu bahan umum dalam flavors dan
wewangian, terutama jika aroma mawar diinginkan. Digunakan sebagai aditif dalam
rokok. Ini juga digunakan sebagai pengawet dalam sabun karena stabilitasnya
dalam kondisi dasar. Ini menarik karena sifat antimikroba.
Phenyletil
alkohol merupakan hasil reaksi antara benzene dengan etilene oksida dalam fase
cair. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Katalisator yang dipakai dalam reaksi ini adalah aluminium triklorida
AlCl3. Reaksi terjadi dengan
kondisi operasi suhu 10°C dan tekanan 1 atm dan dijalankan di dalam Reaktor
Alir Tangki Berpengaduk (RATB). Konversi reaksi didasarkan atas etilene oksida
yaitu sebesar 95%. Rasio mol umpan etilene oksida terhadap benzene adalah 1 :
14. Sehingga sebagai limiting reaktan adalah etilene oksida. Kebutuhan AlCl3
sebagai katalisator sebanyak mol etilene oksida umpan. Waktu tinggal yang
dibutuhkan lebih dari 3 jam sehingga digunakan 2 RATB yang disusun seri.
Reaksi bersifat eksotermis, sehingga untuk mengambil panas diperlukan
pendingin agar suhu tetap terjaga di sekitar 10°C. Pendingin yang digunakan
adalah ammonia.
Benzene 98.5% dari tangki bahan baku dicampur dengan benzene recycle yang
berasal dari hasil atas menara distilasi kemudian diumpankan ke dalam Tangki
Pencampur (TP-01). Benzene ini kemudian diumpankan ke dalam reactor. Pada saat
yang sama etilene oksida dari tangki bahan baku juga diumpankan ke dalam reaktor. Demikian juga dengan AlCl3 dimasukkan
ke reaktor sebagai katalisator.
Reactor bekerja pada suhu 10°C dan tekanan operasi 1 atm. Hasil reaksi diumpankan
ke dalam tangki pencuci (TP-02). Air proses kemudian diumpankan ke dalam TP-02
sehingga AlCl3 dapat larut ke dalam air dan mudah dipisahkan dengan
senyawa lainnya.
Selanjutnya hasil pencucian dialirkan ke dalam Decanter untuk memisahkan
antara larutan organik yang terdiri atas benzene, pheniletil alcohol dan etilene
oksida dengan sedikit air sebagai hasil atas ( fase ringan ); dan senyawa garam
AlCl3 dengan sebagian besar air sebagai fase berat. Fase berat
kemudian dialirkan ke dalam unit pengolah lanjut dan fase ringan diumpankan ke
dalam menara distilasi.
Menara distilasi (MD-01) digunakan untuk memisahkan pheniletil alcohol dari
campurannya dengan benzene dan senyawa lainnya yang lebih rendah titik didihnya
sehingga diperoleh sebagai hasil bawah dengan kemurnian 99%. Dan ditampung di tangki
sebagai produk utama. Hasil atas yang
sebagian besar berupa benzene dikembalikan TP-01 sebagai recycle.
DATA UNTUK REAKTOR
REAKTOR
Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB / CSTR)
☻Kondisi operasi
| |
Suhu
|
: 10°C
|
Tekanan
|
: 1 atm
|
Sifat reaksi
|
: eksotermis
|
Kondisi proses
|
: isotermal - non adiabatis
|
Pendingin
|
: ammonia
|
☻ Kinetika reaksi
Persamaan kecepatan reaksi:
rA = k.CA.CB
Harga konstanta kecepatan reaksi diberikan dengan:
k = 3.5033.108
e (-5747.5 / T)
dengan:
rA = kecepatan reaksi
|
, kmol/ m3.j
|
CA = konsentrasi etilene oksida | , kmol/ m3
|
CB = konsentrasi benzene
|
, kmol/ m3
|
k = konstanta kecepatan reaksi
|
, m3 / kmol.j
|
Waktu tinggal dalam Reaktor sekitar 3,5 jam jika 1 reaktor yang digunakan.
Jika 2 reaktor seri digunakan maka waktu tinggal masing-masing reaktor sekitar 45 menit..
Harga konstanta kecepatan reaksi k dihitung dari data yang terdapat pada Kirk-Othmer edisi 3, 1981
Data US Patent untuk pembuatan Pheniletil alkohol adalah:
United States Patent No 4064186, 20 Desember 1977 dengan label Hydrogenation
of Styrene Oxide to Produce 2-Phenylethanol
Senin, 22
November 2021 / 16 Rabiul Akhir 1443 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar