Senin, 29 November 2021

© Manufacture of Furfural from Rice Husk (Sekam Padi)

 Furfural adalah senyawa organik dengan rumus C4H3OCHO. Ini adalah cairan tidak berwarna, meskipun sampel komersial sering berwarna coklat. Ia memiliki gugus aldehida yang melekat pada posisi 2 furan. Ini adalah produk dari dehidrasi gula, seperti yang terjadi di berbagai produk sampingan pertanian, termasuk tongkol jagung, oat, dedak gandum, dan serbuk gergaji. Nama furfural berasal dari kata Latin furfur, yang berarti dedak, mengacu pada sumbernya yang biasa. Furfural hanya berasal dari biomassa lignoselulosa, yaitu asalnya non-makanan atau non-batubara/minyak. Selain etanol, asam asetat, dan gula, ini adalah salah satu bahan kimia terbarukan tertua. Hal ini juga ditemukan di banyak makanan dan minuman olahan.
Sejarah
Furfural pertama kali diisolasi pada tahun 1821 (diterbitkan pada tahun 1832) oleh ahli kimia Jerman Johann Wolfgang Döbereiner, yang menghasilkan sampel kecil sebagai produk sampingan dari sintesis asam format. Pada tahun 1840, ahli kimia Skotlandia John Stenhouse menemukan bahwa bahan kimia yang sama dapat diproduksi dengan menyuling berbagai bahan tanaman, termasuk jagung, gandum, dedak, dan serbuk gergaji, dengan asam sulfat encer; ia juga menentukan rumus empiris furfural (C5H4O2). George Fownes menamakan minyak ini "furfurol" pada tahun 1845 (dari furfur (dedak), dan oleum (minyak)). Pada tahun 1848, kimiawan Perancis Auguste Cahours menetapkan bahwa furfural adalah aldehida. Menentukan struktur furfural membutuhkan waktu: molekul furfural mengandung eter siklik (furan), yang cenderung pecah ketika diperlakukan dengan reagen keras. Pada tahun 1870, kimiawan Jerman Adolf von Baeyer berspekulasi (dengan benar) tentang struktur senyawa kimia yang mirip furan dan asam 2-furoat. Pada tahun 1886, furfurol disebut "furfural" (kependekan dari "furfuraldehyde") dan struktur kimia yang benar untuk furfural sedang diusulkan. Pada tahun 1887, kimiawan Jerman Willy Marckwald telah menyimpulkan bahwa beberapa turunan furfural mengandung inti furan. Pada tahun 1901, kimiawan Jerman Carl Harries menentukan struktur furan dengan mensintesisnya dari suksindialdehid, dengan demikian juga mengkonfirmasi struktur yang diusulkan furfural.
Furfural tetap relatif tidak jelas sampai tahun 1922, ketika Quaker Oats Company mulai memproduksi secara massal dari kulit gandum. Saat ini, furfural masih dihasilkan dari produk samping pertanian seperti ampas tebu dan tongkol jagung. Negara-negara utama penghasil furfural saat ini adalah Republik Dominika, Afrika Selatan dan Cina.
Sifat
Furfural mudah larut dalam sebagian besar pelarut organik polar, tetapi hanya sedikit larut dalam air atau alkana. Furfural berpartisipasi dalam jenis reaksi yang sama seperti aldehida lain dan senyawa aromatik lainnya. Ini menunjukkan karakter aromatik yang kurang dari benzena, seperti yang dapat dilihat dari fakta bahwa furfural mudah dihidrogenasi menjadi alkohol tetrahidrofurfuril. Ketika dipanaskan dengan adanya asam, furfural berpolimerisasi secara ireversibel, bertindak sebagai polimer termoset.
Produksi
Furfural dapat diperoleh dengan dehidrasi katalis asam dari gula 5-karbon (pentosa), khususnya xilosa.

C5H10O5   ====>  C5H4O2 + 3 H2O

Gula ini dapat diperoleh dari pentosan yang diperoleh dari hemiselulosa yang ada dalam biomassa lignoselulosa. Antara 3% dan 10% dari massa bahan baku sisa tanaman dapat diperoleh kembali sebagai furfural, tergantung pada jenis bahan baku. Furfural dan air menguap bersama-sama dari campuran reaksi, dan terpisah setelah kondensasi. Kapasitas produksi global adalah sekitar 800.000 ton pada 2012. Cina adalah pemasok furfural terbesar, dan menyumbang sebagian besar kapasitas global. Dua produsen komersial utama lainnya adalah Illovo Sugar di Republik Afrika Selatan dan Central Romana di Republik Dominika

Di laboratorium, furfural dapat disintesis dari bahan tanaman dengan pemanasan dengan asam sulfat atau asam lainnya. Dengan tujuan untuk menghindari limbah beracun, upaya untuk mengganti asam sulfat dengan katalis asam padat yang mudah dipisahkan dan dapat digunakan kembali telah dipelajari di seluruh dunia. Pembentukan dan ekstraksi xilosa dan selanjutnya furfural dapat lebih disukai daripada ekstraksi lainnya. gula dengan kondisi yang bervariasi, seperti konsentrasi asam, suhu, dan waktu.

Dalam produksi industri, beberapa residu lignoselulosa tetap ada setelah penghilangan furfural. Residu ini dikeringkan dan dibakar untuk menghasilkan uap untuk pengoperasian pabrik furfural. Pabrik yang lebih baru dan lebih hemat energi memiliki residu berlebih, yang dapat atau dapat digunakan untuk pembangkit listrik bersama, pakan ternak, karbon aktif, mulsa/pupuk, dll.

Penggunaan dan kejadian

Hal ini ditemukan dalam banyak makanan: kopi (55-255 mg/kg) dan roti gandum (26 mg/kg). Furfural adalah bahan baku kimia yang terbarukan dan tidak berbahan dasar minyak bumi. Hal ini dapat diubah menjadi berbagai pelarut, polimer, bahan bakar dan bahan kimia berguna lainnya dengan berbagai reduksi katalitik.

Hidrogenasi furfural menghasilkan furfuril alkohol (FA), yang digunakan untuk memproduksi resin Furan, yang dimanfaatkan dalam komposit matriks polimer termoset, semen, perekat, resin pengecoran dan pelapis. Hidrogenasi furfuril alkohol lebih lanjut menghasilkan tetrahidrofurfuril alkohol (THFA), yang digunakan sebagai pelarut dalam formulasi pertanian dan sebagai bahan pembantu untuk membantu herbisida menembus struktur daun.

Dalam aplikasi lain sebagai bahan baku, dekarbonilasi yang dikatalisis paladium pada pembuatan furfural industri furan.. Pelarut penting lainnya yang terbuat dari furfural adalah methyltetrahydrofuran. Furfural digunakan untuk membuat turunan furan lainnya, seperti asam furoat, melalui oksidasi, dan furan itu sendiri melalui dekarbonilasi fase uap yang dikatalisis paladium.

Furfural juga merupakan pelarut kimia khusus.

Ada pasar yang bagus untuk bahan kimia bernilai tambah yang dapat diperoleh dari furfural.

( https://en.wikipedia.org/wiki/Furfural )



REAKSI KIMIA

Furfural akan diperoleh dengan cara pemasakan sekam dengan menggunakan steam dan asam sulfat sehingga pentosan yang terkandung dalam sekam akan bereaksi membentuk furfural dan senyawa lainnya. Sekam padi mempunyai kandungan pentosan sebesar 12%.
Proses pemasakan sekam, sehingga kandungan pentosannya akan bereaksi membentuk furfural merupakan reaksi organik yang kompleks, dan melibatkan terjadinya reaksi samping. Pentosan yang terkandung dalam sekam dapat keluar (lepas) karena adanya panas dari steam, dan dengan bantuan asam sulfat maka pentosan tersebut akan bereaksi membentuk zat kimia lain yang lebih bernilai. 
Dan dengan jumlah steam yang sangat banyak maka produk yang terbentuk sebagian besar akan dalam bentuk uap yang akan mudah terpisah dari sisa sekam maupun zat padat lainnya.
Persamaan reaksi kimia :









Katalisator yang dipakai adalah asam sulfat. Alat yang digunakan untuk memasak sekam padi adalah Rapid continuous pressure digestion tipe horizontal tube digester dengan pengaduk screw. Kondisi operasi dengan suhu sekitar 152°C dan tekanan 5 atm. Sifat reaksinya adalah endotermis dengan operasi dijalankan secara adiabatic. Yield pentosan sekitar 70%. Itu berarti 30% dari pentosan yang keluar dari sekam akan membentuk reaksi kedua.


URAIAN PROSES

Sekam padi dari gudang diumpankan ke sisitem pengumpanan padat sehingga masuk ke dalam Digester. Asam sulfat 98% dari tangki penyimpan diencerkan sehingga konsentrasi menjadi 10% di dalam tangki pencampur. Kemudian larutan asam sulfat ini diumpankan ke dalam Digester. Jumlah asam sulfat yang dibutuhkan untuk setiap 15.000 kg sekam adalah 225 kg asam sulfat. Demikian juga steam jenuh dengan tekanan 5 atm juga diumpankan ke dalam Digester. Jumlah steam yang dibutuhkan untuk setiap 15.000 kg sekam adalah 40.000 kg steam. Ini adalah jumlah yang besar, dengan alas an ini maka senyawa-senyawa hasil reaksi akan ikut steam ke atas dalam bentuk uap.
Di dalam Digester reaksi terjadi sehingga pentosan yang bisa keluar dari sekam akan membentuk furfural dan senyawa-senyawa lainnya. Kondisi operasi Digester 5 atm dan suhu 153°C. Panas reaksi bersifat endotermis maka panas yang dibutuhkan diberikan oleh steam yang memang diumpankan dengan jumlah yang besar.
Massa hasil reaksi yang keluar dari Digester ada dua macam, yaitu:
- berupa ampas, asam sulfat, sisa pentosan dan air yang keluar lewat hasil bawah merupakan slurry.
- berupa uap yaitu CO2, methanol, asam formiat, furfural dan air serta sebagian kecil asam sulfat. Kandungan furfural dalam uap sekitar 5%.
Hasil slurry diangkut ke unit pengolah limbah, dan hasil uap kemudian diembunkan di Condensor sampai suhu menjadi 40°C. Dengan adanya CO2, hasil keluaran condensor tidak semuanya dapat mengembun sehingga diumpankan ke dalam Separator. Gas CO2 dengan membawa sedikit uap akan keluar dari bagian atas separator. Embunan yang keluar dari sisi bawah separator kemudian diumpankan ke dalam Striper. 
Umpan Striper ada dua, yaitu embunan dari separator dan hasil bawah menara distilasi 01 (MD-01). Striper digunakan untuk memisahkan seluruh asam sulfat yang terdapat dalam umpan sehingga akan diperoleh furufural dalam fase uap dengan kandungan 25%. Hasil bawah akan membawa seluruh asam sulfat dan sebagian besar air, kemudian dialirkan ke unit pengolah limbah. Hasil uap kan mengandung senyawa organic methanol, asam formiat, furfural dan sebagian air. Uap keluar Striper setelah diembunkan di condenser kemudian diumpankan ke dalam Decanter. Kelarutan furfural dalam air terbatas sekitar 8,3 gr/100 gr air pada suhu 20°C. densitas furfural lebih besar dari air. Sehingga sebagian besar furfural akan diperoleh sebaga hasil bawah , dengan kandungan furfural sebesar 90%. Fase ringan decanter terdiri atas methanol, asam formiat, sedikit furfural dan air diumpankan ke dalam menara distilasi 01 (MD-01). Fase berat decanter terdiri atas sebagian besar furfurl yaitu 90% dan air diumpankan ke dalam menara distilasi 02 (MD-02).
Menara distilasi 01 untuk memisahkan methanol dan asam formiat dari air dan furfural, sehingga diperoleh sebagai hasil atas, dan ditampung ke dalam tangki produk samping. Hasil bawah MD-01 yang terdiri atas furfural dan air direcycle ke dalam Striper, untuk bisa mengambil furfuralnya.
Menara distilasi 02 untuk memisahkan furfural dari air, sehingga diperoleh furfural sebagai hasil bawah dengan konsentrasi 99,5%, dan ditampung ke dalam tangki produk. Hasil atas MD-02 yang sebagian besar air dialirkan ke unit pengolah limbah.

DIAGRAM ALIR


























DATA UNTUK REAKTOR

Jenis : Rapid Continuous Pressure Digestion tipe horizontal tube digester

☻Kondisi operasi
 Suhu: 153°C
 Tekanan: 3 atm
 Sifat reaksi: endotermis
 Kondisi proses: isothermal
 Pemanas: Steam Saturated

☻Katalisator
 Jenis:  H2SO4 ( asam sulfat )
 Fase:  cair
 Density   :  1840 kg/m3


  ☻ Kinetika reaksi
      
Reaksi kimia:


Persamaan kecepatan reaksi :       

rA k.CA
k = 659080 e ( -5496.7/T )

rA  = kecepatan reaksi pentosan,  kmol/m3.j
CA = konsentrasi pentosan kmol/m3.
k    = konstanta kecepatan reaksi 1  / jam

Data US Patent untuk pembuatan furfural dari sekam padi adalah United States Patent 9181211,  10 November 2015 dengan label Process for the production offurfural

Senin, 22 November 2021 / 16 Rabiul Akhir 1443 H


Tidak ada komentar:

Posting Komentar