Glukosa adalah
gula sederhana dengan rumus molekul C6H12O6. Glukosa adalah monosakarida yang
paling melimpah, [3] subkategori karbohidrat. Glukosa terutama dibuat oleh
tanaman dan sebagian besar ganggang selama fotosintesis dari air dan karbon
dioksida, menggunakan energi dari sinar matahari, di mana digunakan untuk
membuat selulosa di dinding sel, karbohidrat paling melimpah di dunia.
Dalam
metabolisme energi, glukosa adalah sumber energi terpenting di semua organisme.
Glukosa untuk metabolisme disimpan sebagai polimer, pada tumbuhan terutama
sebagai pati dan amilopektin, dan pada hewan sebagai glikogen. Glukosa beredar
dalam darah hewan sebagai gula darah. Bentuk alami glukosa adalah d-glukosa,
sedangkan l-glukosa diproduksi secara sintetis dalam jumlah yang relatif kecil
dan kurang penting [rujukan?]. Glukosa adalah monosakarida yang mengandung enam
atom karbon dan gugus aldehida, dan karenanya merupakan aldoheksosa. Molekul
glukosa dapat berada dalam bentuk rantai terbuka (asiklik) maupun cincin
(siklik). Glukosa terjadi secara alami dan ditemukan dalam keadaan bebas dalam
buah-buahan dan bagian lain dari tanaman. Pada hewan, glukosa dilepaskan dari
pemecahan glikogen dalam proses yang dikenal sebagai glikogenolisis.
Glukosa,
sebagai larutan gula intravena, termasuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi
Kesehatan Dunia, obat paling aman dan paling efektif yang dibutuhkan dalam
sistem kesehatan. Itu juga ada dalam daftar dalam kombinasi dengan natrium
klorida.
Nama glukosa
berasal dari bahasa Yunani Kuno (gleûkos, "anggur, harus"), dari
(glykýs, "manis"). Akhiran "-ose" adalah pengklasifikasi
kimia, yang menunjukkan gula.
Sifat kimia
Glukosa
membentuk padatan putih atau tidak berwarna yang sangat larut dalam air dan
asam asetat tetapi kurang larut dalam metanol dan etanol. Mereka meleleh pada
146°C (295°F) (α) dan 150°C (302°F) (β), dan terurai mulai dari 188°C (370°F)
dengan pelepasan berbagai produk yang mudah menguap, yang akhirnya meninggalkan
residu. karbon. Glukosa memiliki eksponen disosiasi (pK) 12,16 pada 25˚C dalam
metanol dan air.
Dengan enam atom
karbon, itu diklasifikasikan sebagai heksosa, subkategori monosakarida.
d-Glukosa adalah salah satu dari enam belas stereoisomer aldoheksosa. Isomer-d,
d-glukosa, juga dikenal sebagai dekstrosa, terdapat secara luas di alam, tetapi
isomer-l, l-glukosa, tidak. Glukosa dapat diperoleh dengan hidrolisis
karbohidrat seperti gula susu (laktosa), gula tebu (sukrosa), maltosa,
selulosa, glikogen, dll. Dekstrosa umumnya diproduksi secara komersial dari
tepung jagung di AS dan Jepang, dari kentang dan tepung gandum di Eropa , dan
dari tepung tapioka di daerah tropis. Proses manufaktur menggunakan hidrolisis
melalui pengukusan bertekanan pada pH terkontrol dalam jet diikuti dengan
depolimerisasi enzimatik lebih lanjut. Glukosa yang tidak terikat adalah salah
satu bahan utama madu. Semua bentuk glukosa tidak berwarna dan mudah larut
dalam air, asam asetat, dan beberapa pelarut lainnya. Mereka hanya sedikit
larut dalam metanol dan etanol.
Glukosa dihasilkan oleh reaksi hidrolisis pati dengan air, dengan bantuan
katalisator asam dan enzim. Reaksi hidrolisis yang pertama dilakukan dengan
bantuan katalisator HCl. Konsentrasi HCl yang digunakan 0.1% dan konsentrasi
pati (tapioca) sebesar 30%, sisanya air. Konversi yang diperoleh sebesar 42%.
Reaksi yang terjadi dapat
dituliskan dengan persamaan reaksi sebagai berikut
( C6H10O5)n + n H2O ====>
n
C6H12O6
( pati ) ( Glukosa )
Suhu reaksi sekitar 95°C dan tekanan 1 atm. Panas reaksi cenderung
endotermis, sehingga diperlukan pemanasan dengan steam jenuh agar suhu terjaga
95°C. Reaksi dijalankan di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB/CSTR).
Dengan katalisator asam HCl konversi yang dapat dicapai hanya 42%,
sehingga diperlukan enzim penghidrolisa agar pati bisa diubah lanjut menjadi
gula. Namun sebelum ke tahapan reaksi ini, maka senyawa HCl harus dihilangkan
dengan cara dinetralkan dengan NaOH membentuk garam NaCl.
Reaksi hidrolisis kedua dilakukan dengan bantuan enzim α-amilase dari Bacilus licheniformis atau Bacilus
stearothermophillus memberikan keunggulan: jenis enzim termostabil,
memberikan efisiensi pemutusan ikatan α-1,4-glikosidik yang lebih besar, dan
mengurangi pembentukan produk ikutan dan pembentukan warna. Konversi
hidrolisis = 63% , konversi total
termasuk dengan katalisator asam. ( akademik.che.itb.ac.id/.../enz-proses-konversi-enzimat.. )
Suhu reaksi sekitar 60°C dan tekanan 1 atm dan dijalankan di dalam Reaktor
Alir Tangki Berpengaduk (RATB/CSTR).
URAIAN PROSES
Tepung tapioka dari gudang diangkut ke dalam Tangki Pencampur (TP-01) untuk
dicampur dengan air sehingga konsntrasinya menjadi 30%. Kemudian tepung tapioca
30% dipompa dan diumpankan ke dalam Reaktor 01. Di dalam Reaktor 01 juga
diumpankan larutan HCl 35% sebagai katalisator. Suhu reaksi sekitar 95°C dan
tekanan 1 atm. Panas reaksi cenderung endotermis, sehingga diperlukan pemanasan
dengan steam jenuh agar suhu terjaga 95°C. Reaksi dijalankan di dalam Reaktor
Alir Tangki Berpengaduk (RATB/CSTR).
Hasil hidrolisis kemudian diumpankan ke dalam Tangki Netralizer (TN-01),
dimana senyawa HCl akan dinetralkan dengan NaOH membentuk NaCl. Larutan NaOH
40% diumpankan ke dalam TN. Hasil reaksi penetralan dari TN kemudian diumpankan ke dalam Reaktor 02. Reaksi
hidrolisis kedua dilakukan dengan bantuan enzim α-amilase dari Bacilus
licheniformis atau Bacilus
stearothermophillus memberikan konversi total hidrolisis 63%, konversi
total termasuk dengan katalisator asam. Suhu reaksi sekitar 60°C dan tekanan 1
atm dan dijalankan di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB/CSTR).
Hasil reaksi yang keluar dari Reaktor 02 kemudian
diumpankan ke dalam Rotary Drum Filter (RDF) untuk memisahkan sisa pati tapioca
dan komponen lainnya dari larutan glukosa yang terbentuk pada reaksi hidrolisis
sebelumnya. Cake yang mengandung padatan pati dan komponen lainnya diangkut ke
unit pengolah limbah. Filtrat yang
diperoleh berupa larutan glukosa sekitar 17%. Filtrat kemudian akan dibersihkan
dari komponen-komponen pengotor yang terikut dari bahan baku awal sampai dalam
proses reaksi, sebelum dipekatkan di Evaporator menjadi larutan glukosa 80%.
Pembersihan melalui rangkaian alat Kation exchanger, Anion exchanger an zone
Bleaching.
DATA UNTUK REAKTOR
REAKTOR 01
Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB/CSTR)
☻Kondisi operasi | |
Suhu | : 95°C |
Tekanan | : 1 atm |
Sifat reaksi | : endotermis |
Kondisi proses | : isotermal - non adiabatis |
Pemanas | : steam jenuh |
☻ Kinetika reaksi
Persamaan kecepatan reaksi:
rA = k.CA
Harga konstanta kecepatan reaksi diberikan dengan:
k = 0.4173
dengan:
rA = kecepatan reaksi
|
, kmol/ m3.men
|
CA = konsentrasi pati
|
, kmol/ m3 |
k = konstanta kecepatan reaksi
|
, 1 / menit
|
REAKTOR 02
Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB/CSTR)
Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB/CSTR)
☻Kondisi operasi | |
Suhu | : 60°C |
Tekanan | : 1 atm |
Sifat reaksi | : endotermis |
Kondisi proses | : isotermal - non adiabatis |
Pemanas | : steam jenuh |
☻ Kinetika reaksi
Persamaan kecepatan reaksi:
rA = k.CA
Harga konstanta kecepatan reaksi diberikan dengan:
k = 1,135
dengan:
rA = kecepatan reaksi
|
, kmol/ m3.men
|
CA = konsentrasi pati
|
, kmol/ m3
|
k = konstanta kecepatan reaksi
|
, 1 / men
|
Data US Patent untuk pembuatan Glukose dari Pati (Starch) adalah:
United
States Patent No 4356266, 26 Oktober 1982 dengan label Process
For The Hydrolysis Of Starch And Fermentable Hydrolysates Obtained Therefrom
Kamis, 19 Rabiul Akhir 1443 H / 25 November 2021 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar